![]() |
Dibawah Bendera Revolusi |
Dalam buku di bawah bendera revolusi berisi tentang sepak terjang Ir. Soekarno dari masa muda hingga mencapai jabatan nomor 1 di Indonesia. Soekarno mencoba untuk menjelaskan pemikiran-pemikiran tentang Nasionalisme, Islamisme Marxisme, Komunisme serta berbagai paham-paham yang ada di dunia dan beliau mencoba menjelaskan melalui perspektifnya sendiri.
Di dalam buku ini, beliau menekankan tentang pengaruh NASAKOM (Nasionalis-Agama-Komunis) yang ingin beliau coba terapkan di Indoneisa namun sayang paham prinsip ini tidak berhasil ia terapkan. Selain NASAKOM juga terdapat sejarah tentang MARHAENISME, di jelaskan secara lengkap dari awal pemikiran hingga penerapan.
Membaca buku ini bagaikan menyimpan catatan otentik awal perjalanan sejarah bangsa ini dan kumpulan kalimat-kalimat penting yang mengubah dunia, karena Soekarno telah merangkumnya untuk menjadi bacaan anak-anak penerus perjalanan bangsa ini.
Sejak tahun 1926 Bung Karno sudah mencita-citakan persatuan antara golongan Nasional, Islam dan Komunis, atau yang lebih dikenal dengan Nasakom. Buku tebal ini menyiratkan bagaimana sosok Sukarno sebagai pemikir besar, sebagai pendekar persatuan, sebagai garda depan pemegang komando pergerakan kemerdekaan bangsa, sebagai seorang Islam modern yang gigih menganjurkan supaya pengertian Islam disesuaikan dengan kemajuan zaman yang begitu pesatnya, sebagai realis dan humanis.
Buku ini merupakan penyegaran kembali atas kesadaran tentang apa sesungguhnya jiwa dan tujuan pergerakan kemerdekaan dimasa lampau. Dengan membaca lagi tulisan-tulisan Ir. Sukarno, kita dapat bercermin "Apakah sikap dan tindakan kita sekarang ini masih sesuai dengan jiwa pergerakan dan perjuangan dimasa lalu, yakni tujuan-tujuan yang tidak berhenti dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia saja, tetapi harus berjalan terus menuju demi terwujudnya cita-cita masyarakat yang adil dan makmur. Ataukah justru kita telah berganti haluan menjadi semacam exponen dari kapitalisme global yang dikutuk dalam tulisan-tulisan Bung Karno?".
Buku di bawah bendera revolusi (akhir bagian buku djilid 1) terlampir salah satu tulisan Soekarno “Menjadi Guru di Masa Kebangunan”, yang unik adalah tulisan ini merupakan tulisan tangan soekarno bukan hasil cetakan dari pabrik percetakan. Soekarno dan buku Dibawah Bendera Revolusi adalah monumen sejarah yang tak terlupakan.
![]() |
Dibawah Bendera Revolusi |
Baca berita buku Dibawah Bendera Revolusi yang dicetak kembali tahun 2004.
Artikel Terkait: Resensi Buku Dibawah Bendera Revolusi
resensi
- Buku Burung-burung Cakrawala Karya Mochtar Pabottingi
- Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)
- Resensi Buku Perfume; The Story Of an Exotic Murderer
- Resensi Buku The Book With no Name
- Resensi Buku Makin Sehat Dengan Berjilbab
- Resensi Buku Dalih Pembunuhan Massal; Gerakan 30 September dan Kudeta Suhato
- Resensi Buku Jurnalisme dan Politik di Indonesia karya David T. Hill
- Resensi Buku Pram Melawan!
- Resensi Buku - Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu
- Sinopsis Novel MANGIR karya Pramoedya Ananta Toer
- Resensi Buku Wajah Terakhir - Antologi Cerita Pendek Mona Sylviana
- Resensi Buku The White Castle karya Orhan Pamuk
- Resensi Buku The Darkness of Gatotkaca
- Resensi Buku Bioskop Jadi Majelis Taklim
- 1 Perempuan 14 laki-laki - Djenar Maesa Ayu; Ayo kejar bukunya !!!
- Resensi 40 Days in Europe
- Surat Kecil untuk Tuhan - Resensi Novel
- Pohon Filsafat - The Tree of Philosophy by Stephen Palmquis
- Novel Totto-Chan Ebook Download
- Resensi Dwilogi Padang Bulan
- Resensi dan Download Ebook Novel Laskar Mawar
- Download Buku Kembang Kertas karya Eni Martini
- Resensi Buku Gajah Mada Perang Bubat, Download Ebook Gratisnya
- Download Novel Negeri 5 Menara
politik
- Resensi Buku Dalih Pembunuhan Massal; Gerakan 30 September dan Kudeta Suhato
- Download Ebook Dalih Pembunuhan Massal karya John Roosa
- Download Fakta Dibalik Peristiwa G 30 S PKI
- Buku Dibawah Bendera Revolusi Terbitan 2004
- Mereka Menuduh Saya
- Pers Orde Baru Oleh Rizal Mallarangeng, Zaim Rofiqi
- Hantu-hantu Politik dan Matinya Sosial Oleh Yasraf Amir Piliang